MAKALAH
ILMU SOSIAL
DASAR
“DENGAN PASAR BEBAS DAPAT
MENGENTASKAN KEMISKINAN”
DISUSUN OLEH :
RAHAJENG NUGRAHA
PUTRI
(15315545)
KELAS 1TA07
FAKULTAS TEKNIK
SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK
SIPIL
Mata kuliah :
Ilmu Sosial Dasar
Dosen : Bpk.
Emilianshah Banowo
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas karunia-Nya penulis telah menyusun sebaik-baiknya Makalah Ilmu
Sosial Dasar, yang diberi judul tentang “Dengan
Pasar Bebas Dapat Mengentaskan Kemiskinan” yang
dapat memberikan pengetahuan bagi pembaca, sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Dalam kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Ilmu Sosial
Dasar yang telah banyak memberikan pengetahuan kepada penulis dalam menyusun
tugas ini serta kepada semua pihak yang telah membantu .
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengaharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, khususnya dari
teman-teman mahasiswa dan dosen pembimbing.
Bekasi, 16 Januari 2016
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ..............……………………….................... i
DAFTAR ISI
…………..............………………………………….. ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
............................................................ 1
1.2 TUJUAN
PENULIS ................................................................ 2
1.3 RUMUSAN MASALAH
....................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
PASAR BEBAS ............................................. 4
2.2 FAKTOR-FAKTOR ADANYA PASAR BEBAS ................... 4
2.4 PENGERTIAN KEMISKINAN
.............................................. 5
2.5 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
................ 6
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
....................................................................... 10
3.2
SARAN
................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………........ 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Dalam rangka percepatan pengentasan dan penghapusan kemiskinan, harus diakui dewasa ini, segala bentuk perjanjian internasional seakan-akan memberikan landasan dan harapan baru bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang diarahkan terutama bagi negara berkembang dan miskin, termasuk salah satu adalah bangsa Indonesia. Fenomena ini tentulah sangat menarik untuk kita coba telah lebih dalam, terutama dengan maraknya perjanjian mengenai perdagangan bebas (free trade) yang telah disepakati oleh bangsa Indonesia sebagai salah satu bentuk kebijakan yang telah diambil, dimana mungkin penulis mencoba untuk melemparkan suatu pertanyaan sederhana dalam tulisan ini, apakah benar perjanjian-perjanjian yang telah dibuat itu memang diarahkan dalam rangka percepatan pertumbuhan ekonomi sehingga dapat mempercepat pengentasan kemiskinan yang telah lama menyelimuti bangsa ini atau jangan-jangan itu hanyalah sekedar pemanis belaka untuk memperkuat proses neokolonialisme dan imprealisme suatu negara terhadap negara lain? Kalau dilihat kembali mengenai isi perjanjian perdagangan bebas yang telah dibuat dan disepakati, pada dasarnya juga menegaskan akan pentingnya suatu produktifitas diiringi dengan asas persamaan, keadilan, perlindungan hak-hak asasi manusia dan lingkungan hidup, tetapi lagi-lagi kalau berbica mengenai realita, mungkin ada baiknya meninjau ulang mengenai kebenaran ditetapkannya asas-asas tersebut. James Petras dengan cukup kritis pernah mengatakan bahwa wacana-wacana yang selama ini biasa kita anggap wajar harus dicermati ulang secara kritis. Modus Perdagangan bebas ini tidak lebih hanya akan menjadi mekanisme penguasaan negara maju terhadap negara berkembang. Neoliberalisme dan propaganda atas keniscayaan integrasi pasar ekonomi tidak lebih hanyalah mitos dan klaim yang selalu dibangun untuk kepentingan relasi imperialis. Pada prinsipnya perdagangan bebas atau free trade adalah suatu bentuk penjabaran ekonomi suatu negara yang mekanisme kebijakan perekonomiannya diserahkan kepada kebijakan pasar dengan meminimalkan seminim mungkin peran negara bahkan diharapkan sama sekali tidak ada intervensi/campur tangan dari negara. Selain itu, perdagangangan bebas juga menyakini akan menciptakan kemakmuran bersama semua bangsa yang disebabkan setidaknya oleh tiga hal yaitu pertama, perdagangan akan menyebabkan Negara-Negara melakukan spesialisi dalam produksi setiap item dimana mereka secara relative lebih efesien. Suatu upaya yang secara keseluruhan ditujukan untuk menyerahkan perekonomian kepada mekanisme pasar bebas, contohnya saja bisa kita lihat semenjak disepakatinya kesepakatan berbagai perjanjian perdagangan bebas /FTA, mulai dari IJEPA (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement), C-AFTA(China-Asean FTA), K-AFTA (Korea-Asean FTA), dan J-AFTA (Japan-Asean FTA) yang jelas-jelas tidak memihak pada kesejahteraan masyarakat secara mayoritas. Banyak para pengamat ekonomi yang menyimpulkan bahwa pada dasarnya Free Trade Agreement (FTA) hanyalah ditunjukan dalam rangka memperluas pasar dan agenda-agenda neoliberal semata, dimana dalam rangka mempermudah misinya, semua negara yang terlibat dalam perjanjian tersebut pun harus secara perlahan-lahan menghapuskan semua bentuk hambatan atas kelancaran perdagangan dengan pemberian insentif dan kemudaan bea masuk dengan pajak 0% serta kemudahan dibidang pertanahan dan keimigrasian yang diberikan dalam rangka menarik investasi dan perdagangan asing untuk masuk ke kawasan tersebut. Selain itu adanya perspektif kritis yang lebih melihat hubungan asimetris pada politik internasional, memandang perdagangan bebas tidak lebih sebagai bentuk baru penjajahan atau imperialisme gaya baru Negara maju kepada Negara berkembang atau miskin, dimana para pemodal dalam skala internasional dengan alih-alih akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara lain justru tengah mempraktekkan upaya penghisapan keringat buruh yang lebih murah di negara lain. Motivasi ini selalu dikemas dengan konsep strategi diplomasi yang seolah-oleh akan menguntungkan semua negara dalam tiap negosiasi padahal justru yang terjadi adalah perpecahan dalam negeri akibat dari ketidakadilan ekonomi dan lingkaran kemiskinan yang semakin meningkat.
Mengingat latar belakang yang dikemukakan dalam makalah ini, maka dapat dirumuskan masalah yang perlu dibahas untuk mengetahui pokok pembahasan pasar bebas dalam mengentaskan kemiskinan :
1. Apa pengertian Pasar Bebas?
2. Apa Dampak Positif dan Negatif dari Pasar Bebas?
3. Apa Faktor – Faktor yang mempengaruhi Pasar bebas?
4. Apa pengertian Kemiskinan?
5. Apa Penyebab terjadinya Kemiskinan?
1.3
TUJUAN PENULIS
Tujuan menulis dalam makalah ini adalah :1. Menganalisis Pengertian Pasar Bebas
2. Mengetahui Dampak Positif dan Negatif Pasar Bebas
3. Faktor-Faktor Terjadinya Pasar Bebas
4. Mengaalisis Pengertian Kemiskinan
5. Mengetahui Penyebab Terjadinya Kemiskinan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PASAR BEBAS
Pengertian pasar bebas juga dapat disimpulkan sebagai pasar ideal dimana seluruh keputusan ekonomi dibuat baik itu dalam hal harga uang, barang, dan jasa yang disusun secara lengkap. Hal tersebut dilakukan tanpa unsur paksaan antara kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli serta ditetapkan dengan hukum penawaran & permintaan tanpa campur tangan dari pemerintah. Pengertian pasar bebas pada mulanya berasal dari sebuah bahasa perancis yaitu “laissez faire” yang berarti biarkan mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan keinginan mereka. Oleh karena itu pasar bebas pada hakikatnya masyarakat diberikan kebebasan penuh untuk menentukan kegiatan ekonomi apa yang ingin mereka lakukan. Perdagangan bebas adalah sebuah konsep ekonomi yang mengacu penjualan produk antar negara tanpa pajak ekspor-impor atau hambatan perdagangan lainnya.
Perdagangan bebas dapat juga didefinisikan sebagai tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda.
Istilah pasar bebas identik dengan adanya hubungan dagang antar Negara anggota maupun negara non-anggota. Dalam implementasinya perdagangan bebas harus memperhatikan beberapa aspek yang mempengaruhi yaitu mulai dengan meneliti mekanisme perdagangan, prinsip sentral dari keuntungan komparatif (comparative advantage), serta pro dan kontra di bidang tarif dan kuota, serta melihat bagaimana berbagai jenis mata uang atau valuta asing diperdagangkan berdasarkan kurs tukar valuta asing. Dalam pasar bebas yang ada hanyalah persaingan, pasar bebas merupakan pasar dimana harga barang dan jasa disusun secara lengkap oleh ketidak saling memaksa yang disetujui para penjual dan pembeli, ditetapkan umumnya oleh hukum penawaran dan permintaan dengan tanpa campur tangan pemerintah dalam regulasi harga, penawaran dan permintaan.
Dalam etika pasar islami, ekuiblirium sebagai titik pertemuan persamaan hak antara pembeli dan penjual. Hak pembeli untuk mendapatkan barang dan hak penjual untuk mendapatkan uang yang sepantasnya dari barang yang dijualnya. Dalam konteks hak ini, kewajiban-kewajiban masing-masing pihak harus terpenuhi terlebih dahulu, kewajiban penjual untuk membuat produk berkualitas dan bermanfaat dan bagi pembeli untuk membayar uang yang sepantasnya sebagai pangganti harga barang yang diperoleh. Perdagangan international sering dibatasi oleh berbagai pajak negara, biaya tambahan yang diterapkan pada barang ekspor impor, dan juga regulasi non tarif pada barang impor. Secara teori semula hambatan-hambatan inilah yang ditolak oleh perdagangan bebas. Namun dalam kenyataannya, perjanjian-perjanjian perdagangan yang didukung oleh penganut perdagangan bebas justru sebenarnya menciptakan hambatan baru kepada terciptanya pasar bebas. Perjanjian-perjanjian tersebut sering dikritik karena melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan besar.
Pengertian Pasar Bebas menurut beberapa ahli
• Menurut BusinessDirector: Pengertian pasar bebas menurut businessdirectory.com adalah dimana pembeli dan penjual dapat membuat penawaran yang mereka inginkan membuat tanpa gangguan apapun, kecuali oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
• Menurut Adam Smith: Pengertian pasar bebas yaitu sebuah wadah yang dipakai untuk menampung yang dihasilkan oleh setiap individu berpangkal pada paham kebebasan yang diberikan kepada seluruh pelaku ekonomi agar dapat menjalankan kegiatan ekonomi sesuai dengan keinginan mereka tanpa adanya campur tangan dari pemerintah negara tersebut baik itu tugas presiden atau pun orang-orang yang berada di lembaga legislatif dan strukturnya.
2.2 FAKTOR-FAKTOR ADANYA
PASAR BEBAS
• Keterbatasan konsumen yang memerlukan komoditi di dalam negri. Untuk itu perlu memasarkan keluar negri.
• Tidak semua masyarakat suatu Negara bisa memenuhi kebutuhan komoditinya sehingga harus di lakukan import dari Negara lain.
• Sebagai sarana saling menjalin kerjasama dan persahabatan.
• Secara ekonomis, perdagangan antara Negara akan menambah devisa.
• Agar dapat mempelajari teknologi bagaimana memproduksi suatu barang ke Negara-negara maju.
2.3 DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF
PASAR BEBAS :
Dampak Positif dari pasar bebas :
* Kegiatan produksi dalam negeri menjadi meningkat secara kuantitas dan kualitas.
* Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan masyarakat, dan stabilitas ekonomi nasional.
* Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor dan impor.
* Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri, terutamadalam bidang sektor industri dengan munculnya teknologi baru dapat membantu dalam memproduksi barang lebih banyak dengan waktu yang singkat.
* Melalui impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.
* Memperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk berkeja.
* Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar negara.
Dampak Negatif dari pasar bebas :
* Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang dijual lebih murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami kerugian besar.
* Munculnya ketergantungan dengan negara maju.
* Terjadinya persaingan yang tidak sehat, karena pengaruh perdagangan bebas.
* Bila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan perekonomian negara akan semakin rendah dan bertambahnya pengangguran dalam negeri.
2.4 PENGERTIAN
KEMISKINAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan (Wikipedia Bahasa Indonesia,Ensiklopedia bebas). Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Kemiskinan dipahami dalam berbagai pandangan.
Pemahaman utamanya mencakup:
* Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
* Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
* Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Berdasarkan hasil World Summit For Social development 1995, yang dikutip oleh Sadji Partoadmojo ditegaskan bahwa kemiskinan dapat berwujud:
* Rendahnya tingkat pendapatan dan sumber daya produktif dalam kehidupan berkesinambungan
* Kelaparan dan kekurangan gizi
* Rendahnya derajat kesehatan
* Keterbatasan dan kurangnya akses kepada pendidikan dan layanan pokok lainnya
* Kondisi tak wajar dan kematian akibat penyakit yang terus meningkat
* Kehidupan bergelandangan dan tempat tinggal yang tidak memadai
* Lingkungan yang tidak aman
* Diskriminasi dan keterasingan social
* Rendahnya tingkat partisipasi dalam proses pembuatan keputusan dan dalam kehidupan sipil,social dan budaya
(Sadji , hal 2-4 2004).
2.5 FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
Kemiskinan disebabkan oleh banyak faktor. Jarang ditemukan kemiskinan hanya disebabkan oleh faktor tunggal. Seseorang atau keluarga miskin bisa desebabkan oleh beberapa faktor yang saling terkait satu sama lain, seperti mengalami kecacatan, memiliki pendidikan rendah, tidak memiliki modal, atau keterampilan berusaha, tidak tersedianya jaminan sosial (pensiun, kesehatan, kematian) atau hidup dilokasi terpencil dengan sumber daya alam dan infrastruktur yang terbatas.
* Kemiskinan banyak dihubungkan dengan beberapa hal,diantaranya:
* Penyebab Individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin.
* Penyebab Keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga.
* Penyebab Sub-Budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar.
* Penyebab Agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi.
* Penyebab Struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Dengan menggunakan perspektif yang lebih luas lagi, David Cox (2004: 1-6) membagi kemiskinan kedalam beberapa dimensi (lihat Suharto, 2008b):
1. Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi melahirkan negara pemenang dan negara kalah. Pemenang umumnya adalah negara maju. Sedangkan negara-negara berkembang seringkali terpinggirkan oleh persaingan dan pasar bebas yang merupakan prasyarat globalisasi.
2. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan subsistem (kemiskinan akibat rendahnya pembangunan), kemiskinan pedesaan (kemiskinan akibat peminggiran pedesaan dalam proses pembangunan), kemiskinan perkotaan (kemiskinan yang sebabkan oleh hakekat dan kecepatan pertumbuhan perkotaan).
3. Kemiskinan sosial. Kemiskinan yang dialami oleh perempuan, anak-anak, dan kelompok minoritas akibat kondisi sosial yang tidak menguntungkan mereka, seperti bias jender, diskriminasi atau eksploitasi ekonomi.
4. Kemiskinan konsekuensial. Kemiskinan yang terjadi akibat kejadian-kejadian lain atau faktor-faktor eksternal di luar si miskin, seperti konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya jumlah penduduk.
* Faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan dapat dikategorikan dalam dua hal sebagai berikut:
a) Faktor Internal
Faktor- faktor internal (dari dalam diri individu atau keluarga) yang menyebabkan terjadinya kemiskinan antara lain berupa kekurangmampuan dalam hal:
* Fisik (misalnya cacat, kurang gizi, sakit-sakitan)
* Intelektual (misalnya kurangnya pengetahuan, kebodohan, kekurangtahuan informasi)
* Mental emosinal (Misalnya malas, mudah menyerah, putus asa dan temperamental)
* Spiritual (misalnya jujur, penipu, serakah dan tidak disiplin)
* Sosial psikologis (misalnya kurang motivasi, kurang percaya diri, depresi/stress, kurang relasi, kurang mapu mencar dukungan)
* Keterampilan (misalnya tidak mempunyai keahlian yang sesuai dengan permintaan lapangan kerja)
* Asset (misalnya tidak memiliki stok kekayaan dalam bentuk tanah, rumah, tabungan, kendaraan dan modal kerja).
b) Faktor Eksternal
Faktor –faktor eksternal (berada diluar individu atau keluarga) yang menyebabkan terjadinya kemiskinan, antara lain :
* Terbatasnya pelayanan sosial dasar
* Tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah
* Terbatasnya lapangan pekerjaan formal dan kurang terlindunginya usaha-usaha sektor informal
* Kebijakan perbankan terhadap layanan kredit mikro dan tingkat bunga yang tidak mendukung sektor usaha mikro
* Belum terciptanya sistem ekonomi kerakyatan dengan prioritas sektor riil masyarakat banyak
* Sistem mobilitasi dan pendayagunaan dana sosial masyarakat yang optimal (seperti zakat)
* Dampak sosial negatif dari program penyesuaian structural ( structural adjustment program/SAP)
* Budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan
* Kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil, atau daerah bencana
* Pembangunan yang lebih berorientasi fisik material
* Pembangunan ekonomi antar daerah yang belum merata
* Kebijakan publik yang belum berpihak kepada penduduk miskin
* Faktor Penyebab Kemiskinan (Dawam Rahardja, 1995:146-147) :
1. Tidak tersedia kesempatan kerja (Menganggur tidak memperoleh penghasilan)
2. Upah gaji dibawah standar minimum
3. Produktivitas kerja yang rendah
4. Ketiadaan asset
5. Diskriminasi seks dalam upah kerja
6. Tekanan harga (harga ditetapkan oleh pembeli)
7. Penjualan tanah (untuk kepentingan konsumtif)
* Penyebab Kemiskinan lainnya :
1. Rendahnya pendapatan dan tingkat konsumsi masyarakat
2. Rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan
3. Ketidakberdayaan untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan publik (powerlessness)
4. Ketidakmampuan menyampaikan aspirasi (voicelessness)
5. Masalah yang berkenaan dengan pembangunan manusia (human development)
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pasar Bebas adalah proses kegiatan ekonomi yang dilakukan dengan tidak adanya hambatan buatan (hambatan yang diterapkan pemerintah) dalam perdagangan antar individual-individual dan perusahaan-perusahaan yang berada di negara yang berbeda. Agar suatu Negara tidak mengalami keterpurukan dalam kegiatan pasar bebas ini tentunya perlu adanya strategi pasar yang baik salah satunya adalah memikirkan bagaimana agar konsumen dapat meminati produk dalam negeri sehingga produk dalam negeri dapat bersaing dan memiliki peminat dengan bangga terhadap produk asli buatan lokal. Salah satu caranya adalah menggerakan dan mendukung kegiatan industry dalam negeri dalam menghasilkan produk – produk yang berkualitas dan bersaing
Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, nonpemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.
3.2 SARAN
Pemerintah diharapkan aktif dalam mengadakan pelatihan-pelatihan untuk membekali rakyat supaya rakyat mempunyai ilmu berdagang yang benar. Pelayanan bank berupa peminjaman modal dengan bunga lunak agar keinginan untuk wirausaha dapat tumbuh dan nilai jual barang dapat tinggi. Rakyat sendiri aktif membekali diri dengan internet, surat kabar, dll.
DAFTAR
PUSTAKA
http://titienurhayati.blogspot.co.id/2014/12/makalah-pasar-bebas.html
http://dokumen.tips/documents/makalah-perdagangan-bebas-dan-proteksi.html
http://andifachriani.blogspot.co.id/2012/01/makalah-kemiskinan.html
No comments:
Post a Comment